Loading...
Kabupaten Banyuasin

MOTIVASI BELAJAR

I.         PENDAHULUAN        

A.      Latar Belakang

Di era globalisasi seperti saat ini, menuntut adanya sumber manusia yang berkualitas. Upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, harus didukung dengan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara komponen-komponen sistem pembelajaran (Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012: 30). Materi tokoh-tokoh perjuangan pada pelajaran IPS di kelas V SDN 27 Pulau Rimau menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar IPS yang tergolong masih rendah, antara lain : siswa belum tekun, belum terlihat ulet dalam menghadapi kesulitan/ tugas, siswa juga belum menunjukkan minat belajar ketika mengikuti pelajaran IPS.

Siswa juga belum terlihat senang ketika belajar IPS, hal ini ditunjukkan dengan semangat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS yang mudah menurun dan ketika peneliti melakukan pengamatan dengan siswa kelas V, hanya 7 dari 21 siswa yang menyukai mata pelajaran IPS. Salah satu alternatif media yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS adalah menggunakan media gambar. Media gambar  dapat mendorong dan memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dalam proses belajar mengajar (Depdikbudnas, 2003).  Pengunaan media gambar dalam pembelajaran bertujuan:

Pengajaran akan menarik siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat dipahami siswa, Metode pengajaran menggunakan gambar tidak hanya berkomunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru sehingga siswa tidak bosan, Dengan penggunaan media gambar ini diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan, Dengan menggunakan media gambar ini diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru. Tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain (Depdikbudnas, 2003).

Menurut Isjoni (2005) langkah-langkah dalam penggunaan media gambar terdiri dari 7 tahap, yaitu:

a.       Guru menyadari adanya masalah yang akan dirasakan penting oleh siswa sebagai pengalaman belajar.

b.      Merumuskan masalah sehingga diketahui tujuan media gambar.

c.       Mengumpulkan masalah sehingga diketahui tujuan penggunaan media gambar, sumber, bahan bacaan, dan hasil diskusi.

d.      Mengajukan hipotesa.

e.       Menguji kebenaran hipotesa.

f.       Menerapkan penggunaan media gambar.

 

1.    Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka muncul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1.      Rendahnya motivasi siswa dalam mempelajari tokoh-tokoh perjuangan.

2.      Siswa kesulitan untuk menerima dan mengenal tokoh-tokoh perjuangan.

3.      Rendahnya rasa ingin tahu siswa dalam mempelajari tokoh-tokoh perjuangan.

4.      Siswa berasumsi bahwa materi tokoh-tokoh perjuangan kurang menarik.

5.      Siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat jika ada pertanyaan lisan yang diberikan guru.

6.      Siswa belum tekun dalam mempelajari materi tokoh-tokoh perjuangan.

7.      Guru belum maksimal dalam pemanfaatan media gambar sehingga berdampak pada menurunnya keingin tahuan siswa tentang materi tokoh-tokoh perjuangan.

 

2.    Analisis Masalah

1.      Siswa kurang termotivasi pada proses belajar materi tokoh-tokoh perjuangan pada pelajaran IPS.

2.      Siswa tidak diaktifkan dalam pembelajaran, tidak muncul kegiatan siswa yang berhubungan dengan pengunaan media pembelajaran.

3.      Guru tidak memanfaatkan penerapan metode maupun media pembelajaran.

4.      Guru hanya terfokus pada metode ceramah.

5.      Kurangnya pemahaman siswa pada materi tokoh-tokoh perjuangan sehingga berdampak pada kurangnya motivasi siswa akan pentingnya sejarah kemerdekaan Indonesia.

 

3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

1.      Untuk motivasi belajar guru menguasai materi dan penggunaan media gambar supaya motivasi belajar siswa dapat meningkat.

2.      Guru mengajar menggunakan media gambar supaya motivasi belajar siswa dapat meningkat.

3.      Guru harus menyiapakan instrumen lembar observasi / lembar kerja siswa.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah Media Gambar dapat Meningkatkan  Motivasi Belajar Siswa Tentang Tokoh-Tokoh Perjuangan  Pada Pelajaran IPS Kelas V Sdn 27 Pulau Rimau ?

 

 

 

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1.      Untuk mengetahui apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa tentang tokoh-tokoh perjuangan pada pelajaran IPS kelas V SDN 27 Pulau Rimau ?

2.      Menganalisis dampak yang ditimbulkan pada penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentang tokoh-tokoh perjuangan pada pelajaran IPS kelas V SDN 27 Pulau Rimau ?

 

D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun dua manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu:

1.       Manfaat Teoritis

Sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah dasar.

2.       Manfaat  praktis

a.       Manfaat bagi sekolah

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN 27 Pulau Rimau dapat menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya pada pembelajaran IPS.

b.      Manfaat bagi guru

i)        Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.

ii)      Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi bagi guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS.

c.       Manfaat bagi siswa

i)          Membangkitkan motivasi kegiatan belajar siswa serta memberikan pengalaman secara menyeluruh.

ii)        Mempermudah pemahaman siswa terhadap materi tokoh-tokoh perjuangan pelajaran IPS.

iii)       Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS

 

II.  KAJIAN PUSTAKA

A.      Definisi Motivasi

Menurut Abin Syamsudin M (1996) adai beberapa indikator motivasi antara lain:

1.      Durasi kegiatan.

2.      Frekuensi kegiatan.

3.      Presistensinya pada tujuan kegiatan.

4.      Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai tujuan.

5.      Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.

6.      Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.

7.      Tingkat kualifikasi prestasi.

8.      Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.

Menurut Sardiman (2011 : 73), istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.  Mc. Donald dalam Sardiman (2011: 73), mengemukakan bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri siswa yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.

Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku”. Sutikno (2013 :69) menjelaskan bahwa di dalam proses belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.

Syaiful Bahri Djamarah (2002: 114) mengatakan bahwa dalam proses belajar dibutuhkan adanya motivasi, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah B. Uno, 2010: 3). Menurut Sardiman (2011 :83) motivasi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

a.       Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b.      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

c.       Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

d.      Lebih senang bekerja mandiri.

e.       Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

f.       Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu.

g.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

     Jenis motivasi belajar menurut Yamin (2012 :85) dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya. Motivasi ini bukanlah tumbuh dari dalam diri tetapi merupakan dorongan dari luar diri seseorang. Sedangkan motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Menurut Hamzah B. Uno dalam Windyaningrum (2015) motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa yang berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa berupa penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan yang menarik.

Oemar Hamalik (1992) dalam Sutikno (2013 :71) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1.      Mendorong manusia untuk berbuat dan sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2.      Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

3.      Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Sardiman (2011:85) “ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi dalam setiap kegiatan yang akan dikerjakan

2.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai sesuai rumusan tujuannya

3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perrbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut”.

Menurut pendapat Asrori (2012:184) ada sejumlah indikator untuk mengetahui siswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah:

a)      memiliki gairah tinggi.

b)      penuh semangat

c)      memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi

d)     mampu”jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu

e)      memiliki rasa percaya diri

f)       memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi

g)      kesulitan dianggat sebagai tantangan.

 

B.       Belajar

Menurut Sumiati Asra (2012:38) belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi, perubahan perilaku adalah hasil belajar. Slameto (2003) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Selanjutnya Hamalik (2001) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada hal itu, yaitu mengalami.

 

C.      Motivasi Belajar

Menurut Sumiati (2012:59)  Motivasi belajar sesuatu yang mendorong siswa untuk berprilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar. Siswa akan melakukan suatu proses belajar betapun beratnya jika ia mempunyai motivasi belajar.

 

D.      Prinsip – prinsip Motivasi Belajar

Peran motivasi dalam belajar yaitu menggerakan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Eveline Siregar dan Hartini Nara (2010: 51) berpendapat bahwa terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar:

1.      Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan.

2.      Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

 

E.     Pengertian Media

Menurut (Arsyad dalam Sadiman, 2005: 6). Oleh karena itu media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan alat (hardware). Sedangkan pendapat (Gerlach & Ely dalam Arsyad, 2007), media jika dipahami secara garis besar adalah manusai, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

(Mc Luhan dalam Basuki, 1993: 7), berpendapat media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada dihadapannya. Pengertian media itu sangat luas batasanya sehingga mencangkup semua alat komunikasi. Jadi dalam batasan tersebut, media yang dimaksud bisa berupa surat, televisi, film, dan telepon. Pendapat lain tentang media adalah (Romiszowski 1988 dalam Basuki, 1993: 7), memberikan pernyataan yang berbandingan Mc Luhan. Ia menyatakan media itu hanya alat-alat penyalur informasi yang canggih seperti televisi dan film saja. Jadi pendapat Romiszowski, media merupakan pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan kepada penerima pesan.

Menurut (Gagne dalam Sadiman, 2002: 7), menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu (Briggs dalam Sadiman, 2002: 7), media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset dan film bingkai.

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media yang telah dikemukakan di atas, maka media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa.

 

F.       Media Gambar

Menurut Sudjana (2007: 68), pengertian media gambar adalah media

visual dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai media yang

mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu

kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar

Arsyad (1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, katakata, simbol-simbol, maupun gambaran.

menurut Susilana (2009:6). Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegitan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

G.      Manfaat Penggunaan Media Gambar

Menurut Sadiman (2002: 108), penggunaan media pembelajaran secara umum termasuk pada penggunaan media gambar dengan baik dapat berguna untuk:

1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisits.

2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

3.      Penggunaan media yang bervariasi dan tepat dapat mengatasi sikap pasif dari siswa.

4.      Dengan penggunaan media guru dapat dapat menyampaikan materi dengan persamaan pengalaman dan persepsi untuk setiap siswa.

 

H.      Langkah-langkah penggunaan media gambar

Menurut Syaiful (2013:128:130), Sebelum menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah menggunakan media gambar diantaranya adalah :

1.      Objektifitas

Unsur objektifitas dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan.

2.      Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik isinya atau strukturnya.

Sedangkan menurut Kosasih (2007) langkah-langkah penggunaan media gambar sebagai berikut:

1.      Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.

2.      Guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas.

3.      Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gmbar.

4.      Guru mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu.

5.      Guru memberikan tugas kepada siswa.

 

I.         Tokoh - Tokoh Perjuangan

 

Menurut Ben Anderson, perjuangan adalah suatu usaha yang didasari dengan niat untuk membangkitkan suatu bangsa dari keterpurukan, ketertinggalan, dan segala ancaman dan faktor-faktor yang bisa mengganggu-gugat keutuhan sebuah kesatuan yang dinamakan bangsa. (Ben Anderson, 2007 dalam http:// dewa-api.blogspot.com halaman10). 

Selain pendapat diatas ada beberapa pendapat tokoh seperti menurut C.S.T Kansil dan Julianto perjuangan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia dalam rangka untuk mencapai kemerdekaan dengan organisasi yang teratur (Kansil dan Julianto, 1984:15).

Pendapat lain mengatakan bahwa perjuangan adalah berjuang untuk merubah sesuatu (Poerwadarminta,1976:424). 

 

J.        Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Sumaatmadja (2008) pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya, tidak hanya terbatas pada materi yang bersifat pengetahuan melainkan juga nilai-nilai yang wajib melekat pada diri peserta didik sebagai warga masyarakat dan warga negara. Menurut KTSP (2006:113), Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan terdiri dari materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi sehingga siswa menjadi warganegara Indonesia yang demokrasi dan tanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai.

Kosasi Djahiri (Yaba, 2006:5) menyatakan bahwa IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

     Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).

 

K.    Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Media Gambar

1.      Kelebihan media gambar

a)      Sifat konkrit, gambar lebih realitas menunjukkan masalah dibandingkan dengan verbal semata.

b)      Gambar dapat menngatasi batasan ruang dan waktu. Peristiwaperistiwa yang terjadi dimasa lampau bisa kita lihat seperti apa adanya.

c)      Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d)     Gambar dapat memperjelas suatu masalah.

e)      Siswa mudah memahaminya.

f)       Bisa menampilkan gambar, grafik atau diagram.

g)      Bisa dipergunakan di dalam kelas, dirumah maupun dalam perjalaanan dalam kendaraan.

h)      Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang.

i)        Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik

2.      Kelemahan media gambar

a)      Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

b)      Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

c)      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

d)     Gambar sulit dicari karena sejarah mempelajari masa lalu, dan kejadian masa lalu sulit untuk diabadikan.

e)      Tidak semua kejadian masa lalu dapat dibuat gambarnya

 

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.      Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa V SDN 27 Pulau Rimau  yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.  Dari 12 siswa perempuan untuk kemampuannya dalam proses menerima pembelajaran yang dikategorikan baik hanya 2 orang siswa, sedangkan 10 orangnya memiliki kemampuan rata-rata baik. Bagi siswa laki-laki yang tergolong dikatakan berprestasi hanya 1 orang saja. Selebihnya dikatakan cukup.

B.       Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Sekolah Dasar Negeri 27 Pulau Rimau beralamat di Jln. Penghubung Transmigrasi B2 Air Senda Desa Tirta Mulya Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin. 

C.      Deskripsi  Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan, siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan dan siklus III terdiri dari 1 kali pertemuan. Siklus pertama pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 April 2018,  siklus kedua dilaksanakan tanggal 12 April 2018 dan siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 April 2018. Penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1

 

 

 

 

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksaanaan Perbaikan Pembelajaran

Siklus ke-

Hari / Tanggal

Materi Pembelajaran

Siklus I

Kamis, 5 April 2018

Tokoh-tokoh perjuangan

Siklus II

Kamis, 12 April 2018

Tokoh-tokoh perjuangan

Siklus III

Kamis, 19 April 2018

Tokoh-tokoh perjuangan

D.      Desain Prosedur Perbaikan Penelitian

1.        Rancangan Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, (2010 : 17-19) model penelitian merupakan rancangan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yaitu menggunakan siklus sistem spiral yang masing-masing siklus terdiri dari 4 komponen yaitu :

 

a.         Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

       Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

b.        Pelaksanaan Tindakan (Acting)

       Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan rancangan tindakan kelas.

c.         Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

d.        Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukannya. Jika ternyata hasilnya belum memuaskan. Maka perlu ada rancangan ulang untuk diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun skenario baru untuk siklus berikutnya.

Keterangan :

0 = Prasiklus

Siklus 1

1 = Perencanaan I

2 = Tindakan I

3 = Observasi I

4 = Refleksi I

 

Keterangan :

Siklus II

1 = Revisi Rencana I dan Perencanaan II

2 = Tindakan II

3 = Observasi II

4 = Refleksi II

 

Keterangan :

Siklus III

1 = Revisi Rencana II dan Perencanaan III

2 = Tindakan III

3 = Observasi III

4 = Refleksi III

 

 

 

 

 
Suharsimi Arikunto, (2010: 131) menyatakan bahwa Kemmis dan Mc Taggart memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga ia menyatukan komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Dalam model ini antara komponen tindakan (acting) dengan pengamatan (observing) dijadikan menjadi satu kesatuan karena kedua komponen tersebut merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Rancangan penelitian terdiri dari beberapa siklus dan menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun alur pelaksanaan tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :

 

                                      0

 

                          4Text Box: Siklus I

                         

                             3                   1

2

 
                                      

 

Text Box: Siklus II                                        4       

                             3                   1

                                        

                                         2

 

Text Box: Siklus III                                      4

                                                   1

                              3

                                           2

 

 

 

Gambar 1 Model Penelitian Kemmis dan Mc. Taggart

diadopsi dari Pratiwi (2013)

2.         Rancangan Tindakan

Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa siklus. Setiap       siklus yang dilaksanakan peneliti dalam pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut.

a.        Perencanaan (planning).

i)          Menentukan indikator pembelajaran

ii)        Membuat RPP dengan pertimbangan Supervisor 2 sebagai partner sehingga apa akan dilaksanakan bisa tercapai dengan maksimal.

iii)      Menyiapkan media gambar untuk digunakan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi tokoh-tokoh perjuangan.

iv)      Mempersiapkan lembar kerja siswa tentang tokoh-tokoh perjuangan.

v)        Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan selama proses pelajaran berlangsung dengan menggunakan media gambar.

vi)      Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir pertemuan.

 

b.      Tindakan (acting)

Tindakan sebagai sebuah pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan. Perencanaan yang dibuat tadi harus bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaan tindakan tersebut.

c.       Observasi atau pengamatan (observing)

Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan, yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam materi tokoh-tokoh perjuangan.

 

 

 

d.      Refleksi (reflekting)

Refleksi dilakukan ketika guru telah selelsai melakukan tindakan, maka peneliti bersama superpisor 2 bersama-sama mendiskusikan dan menganalisa kegiatan yang telah dilakukan.

E.       Teknik Analisis Data

Teknik  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah deskriptif kuantitatif . Data kuantitatif diperoleh melalui tes yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan.

Data dari lembar observasi guru adalah tampilan centangan yang terdapat dalam lembar observasi sesudah pengamat selesai melakukan pengamatan. Kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2010: 35) yang menyatakan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari tingkatan yang dijelaskan dalam tabel 3.2 berikut:

 

Tabel 3.2. Taraf  Keberhasilan Proses Pembelajaran

Taraf keberhasilan

Kualifikasi

86 % - 100 %

Baik Sekali(BS)

75 % - 85 %

Baik (B)

65 % - 74 %

Cukup (C)

55 % - 64 %

Kurang (K)

< 54 %

Kurang Sekali(KS)

 

 

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1.      Observasi Awal

Berdasarkan hasil obervasi motivasi belajar siswa  yaitu dari 21 siswa hanya 7 orang dikatakan motivasi belajarnya baik dilihat dari hasil belajar siswa dengan KKM 70 sebelum dilaksanakan tindakan untuk melihat persentasi motivasi belajar siswa dapat dilihat dari daftar nilai hasil pra tindakan dibawah ini yaitu tabel 4.1.

Tabel 4.1

Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

No.

Nama Siswa

Hasil Belajar

Motivasi Belajar

1.

Aulia Khoirunnisa

75

Baik

2.

Andri

60

Kurang

3.

Desta Shalva Daenty

80

Baik

4.

Dini Aminarti

61

Kurang sekali

5.

Fina Sintia

60

Cukup

6.

Hanif Mufti Ramadan

75

Baik

7.

Irsan

60

Kurang

8.

Jeni Monika

50

Kurang sekali

9.

Kaka

77

Baik

10.

M. Hafiz Fahlevi

80

Baik

11.

M. Ilham Nurwanto

60

Kurang

12.

Maulana M. Rizky

40

Kurang sekali

13.

Okta Fitriani

62

Kurang

14.

Rudi Efendi

60

Kurang

15.

Rukmiati

75

Baik

16.

Andre Anang Adensi

60

Kurang

17.

Stevani Julia Sari

61

Kurang

18.

Amelia Dina Putri

50

Kurang sekali

19.

Bima Gustianda

60

Kurang

20.

Arifa Aisyah

80

Baik

21.

Meriska

61

Kurang

Nilai tertinggi

80

 

Nilai terendah

50

 

Rata-rata

63,29

 

 

Berdasarkan hasil pra tindakan dapat diketahui bahwa dari 21 siswa, hanya 7 siswa yang nilainya sudah mencapai diatas KKM 70 . Nilai rata-rata  kelas  yang  diperoleh  sebesar  63,29.  Nilai  tertinggi  adalah  80, sedangkan nilai terendah adalah 50.  Persentase tingkat keberhasilan sebesar 33,33% artinya motivasi belajar siswa yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran belum optimal sehingga dapat diketahui faktor penyebabnya salah satunya pengoptimalan dalam pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 

2.      Siklus I

1.      Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siswa yang motivasi belajar nya baik pada pembelajaran tokoh-tokoh perjuangan dengan menggunakan media gambar dapat dilihat dari tabel 4.3 hasil belajar dibawah :

Tabel 4.3

Hasil belajar siswa dan motivasi belajar Siklus I

No.

Nama Siswa

Hasil Belajar

Motivasi Belajar

Prasiklus

Siklus I

1.

Aulia Khoirunnisa

75

77

Baik

2.

Andri

60

61

Kurang

3.

Desta Shalva Daenty

80

75

Baik

4.

Dini Aminarti

61

60

Kurang

5.

Fina Sintia

60

65

Kurang

6.

Hanif Mufti Ramadan

75

75

Baik

7.

Irsan

60

65

cukup

8.

Jeni Monika

50

70

Kurang

9.

Kaka

77

75

Baik

10.

M. Hafiz Fahlevi

80

85

Baik

11.

M. Ilham Nurwanto

60

61

Kurang

12.

Maulana M. Rizky

40

60

Kurang

13.

Okta Fitriani

62

70

Cukup

14.

Rudi Efendi

60

60

Kurang

15.

Rukmiati

75

70

Baik

16.

Andre Anang Adensi

60

61

Kurang

17.

Stevani Julia Sari

61

60

Kurang

18.

Amelia Dina Putri

50

60

Kurang

19.

Bima Gustianda

60

65

Kurang

20.

Arifa Aisyah

80

70

Baik

21.

Meriska

61

65

Kurang

                                                                         

Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan penerapan penggunaan media gambar pada materi tokoh-tokoh perjuangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 67,14 % dan motivasi belajar 42,85 % atau ada 21 siswa hanya 9 siswa memilik motivasi belajar.  Hal ini disebabkan karena siswa merasa masih asing dengan diterapkannya media gambar dalam proses pembelajaran serta dapat dilihat grafik 4.4

 

 

 

 

2.      Pelaksanaan Refleksi Siklus I

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan selanjutnya pada tindakan Siklus II adalah :

1.    Guru menguasai materi dan penggunaan media gambar.

2.    Guna memotivasi siswa upaya proses pembelajaran mendapatkan hasil yang diharapkan.

3.    Guru tidak memberikan perhatian khusus terhadapa siswa yang kurang pandai.

3.      Pelaksanaan Observasi Siklus I

Hasil observasi pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

a.         Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir.

b.        Aktivitas guru dalam penggunaan media gambar belum maksimal.

c.         Motivasi belajar siswa yang dilihat dari hasil tes tertulis siswa masih rendah.

3.         Siklus II

1.      Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siswa yang motivasi belajar nya baik pada pembelajaran tokoh-tokoh perjuangan dengan menggunakan media gambar dapat dilihat dari tabel 4.5 hasil belajar dibawah :

Tabel 4.5

Hasil belajar siswa dan motivasi belajar Siklus II

 

No.

Nama Siswa

Hasil Belajar

Motivasi Belajar

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

1.

Aulia Khoirunnisa

75

77

80

Baik

2.

Andri

60

61

64

Kurang

3.

Desta Shalva Daenty

80

75

85

Baik

4.

Dini Aminarti

61

60

62

Kurang

5.

Fina Sintia

60

65

75

Kurang

6.

Hanif Mufti Ramadan

75

75

80

Baik

7.

Irsan

60

65

65

cukup

8.

Jeni Monika

50

70

75

Kurang

9.

Kaka

77

75

80

Baik

10.

M. Hafiz Fahlevi

80

85

90

Baik

11.

M. Ilham Nurwanto

60

61

64

Kurang

12.

Maulana M. Rizky

40

60

70

Baik

13.

Okta Fitriani

62

70

75

Cukup

14.

Rudi Efendi

60

60

62

Kurang

15.

Rukmiati

75

70

80

Baik

16.

Andre Anang Adensi

60

61

75

Kurang

17.

Stevani Julia Sari

61

60

75

Kurang

18.

Amelia Dina Putri

50

60

62

Kurang

19.

Bima Gustianda

60

65

65

Kurang

20.

Arifa Aisyah

80

70

75

Baik

21.

Meriska

61

65

70

Baik

Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan penerapan penggunaan media gambar pada materi tokoh-tokoh perjuangan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 72,81% dan motivasi belajar 71,42 % atau dari 21 siswa yang memiliki motivasi belajar hanya 15 orang yang memiliki nilai tuntas diatas kriteria keteuntasan minimum serta dapat dilihat dari nilai soal evaluasi yang diberikan.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua secara klasikal motivasi belajar siswa yang kurang hanya 28,57 %, artinya tingkat keberhasilan penggunaan media gambar sudah mengalami kenaikan yang signifikan, dilihat grafik siklus II:

 

 

2.        Pelaksanaan Refleksi  Siklus II

Setelah siklus II selesai dilaksanakan, peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus II lebih baik daripada siklus I.  Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus II yang telah dilakukan,  peneliti menyimpulkan bahwa tindakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada materi tokoh-tokoh perjuangan menunjukkan motivasi belajar siswa menunjukkan kenaikan yang baik. Tetapi masih ada beberapa siswa yang motivasi belajarnya belum signifikan, maka dari itu untuk melihat ketuntasan tersebut dilanjutkan pada siklus III.

 

 

 

 

4.         Siklus III

A.    Pelaksanaan Siklus III

Dalam siklus III ini, penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran pada materi tokoh-tokoh perjuangan sudah dianggap berhasil motivasi belajar siswa karena hasil belajar siswa sudah 100%. Untuk melihat motivasi belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7:

Tabel 4.7

Hasil belajar siswa dan motivasi belajar Siklus III

No.

Nama Siswa

Hasil Belajar

Motivasi Belajar

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1.

Aulia Khoirunnisa

75

77

80

90

B

2.

Andri

60

61

64

75

B

3.

Desta Shalva Daenty

80

75

85

95

BS

4.

Dini Aminarti

61

60

62

75

B

5.

Fina Sintia

60

65

75

80

B

6.

Hanif Mufti. R

75

75

80

90

BS

7.

Irsan

60

65

65

75

B

8.

Jeni Monika

50

70

75

80

B

9.

Kaka

77

75

80

90

BS

10.

M. Hafiz Fahlevi

80

85

90

100

BS

11.

M. Ilham Nurwanto

60

61

64

76

B

12.

Maulana M. Rizky

40

60

70

76

B

13.

Okta Fitriani

62

70

75

80

B

14.

Rudi Efendi

60

60

62

75

B

15.

Rukmiati

75

70

80

85

B

16.

Andre Anang. A

60

61

75

75

B

17.

Stevani Julia Sari

61

60

75

75

B

18.

Amelia Dina Putri

50

60

62

70

B

19.

Bima Gustianda

60

65

65

75

B

20.

Arifa Aisyah

80

70

75

80

B

21.

Meriska

61

65

70

90

BS

Keterangan:

B   : Baik

BS : Baik Sekali

 

Berdasarkan Tabel 4.4  diatas diperoleh nilai rata-rata soal evaluasi sebesar 81,28 %  artinya motivasi belajar siswa sebesar 95,23% dilihat dari hasil evaluasi pada akhir pembelajaran.  Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100 %.  

Setelah siklus III selesai dilaksanakan, peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :

1)      Peneliti menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai 15,23%.  

2)      Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif

3)      Efektifnya penggunaan media gambar sebagai media belajar memiliki dampak yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa dilihat dari grafik

Siklus III

 

 

B.       Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Pada siklus I motivasi belajar siswa sebesar 42,85%, siklus ke II motivasi belajar siswa sebesar  71,42% dan siklus ke III   motivasi belajar siswa sebesar 95,23% artinya dari hasil uraian diatas dapat diketahui kenaikan motivasi belajar siswa yang signifikan.

Berdasarkan uraian dari  siklus I, siklus II sampai dengan siklus III tersebut diatas, ditunjukkan bahwa para siswa menganggap materi tokoh-tokoh perjuangan dapat dipahami, artinya siswa termotivasi untuk mengetahui tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan dengan berasumsi bahwa penggunaan  media gambar sebagai media belajar termasuk kategori positif  yang perlu dikembangkan. Pelaksanaan model ini mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung.  Oleh sebab itu beberapa para siswa merasa pelajaran materi tokoh-tokoh perjuangan merupakan proses pembelajaran yang menarik jika penggunaan media gambar digunakan dengan maksimal.

Dari bahasan di atas  menunjukkan bahwa materi tokoh-tokoh perjuangan yang peneliti amati bahwa media gambar sebagai media belajar  mampu meningkatakan motivasi belajar siswa serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan hasil dari penelitian prasiklus sampai akhir siklus dapat dilihat pada tabel dan grafik 4.9 dibawah ini:

Tabel dan grafik 4.9

Data hasil keseluruhan siklus

 

Data Hasil Dari Proses Pembelajaran

 

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Pra Siklus

80

50

63,29

Siklus I

85

60

66

Siklus II

90

62

72,81

Siklus III

100

70

82,28

 

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan siklus I sampai dengan siklus III yang telah diuraikan di atas maka dapat dibuat kesimpulan yaitu:

1.         Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media gambar terhadap motivasi belajar siswa materi tokoh-tokoh perjuangan pelajaran IPS nilai sehingga dapat diasumsikan adanya kenaikan motivasi belajar siswa yang signifikan dalam pembelajaran materi tokoh-tokoh perjuangan.

 

B.       Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan diatas yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti menyarankan.

1.      Bagi Guru

Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang tepat supaya berdampak pada motivasi belajar siswa. Terutama materi yang berkaitan dengan tokoh-tokoh perjuangan.

2.      Bagi Siswa

Untuk meningkatakan motivasi belajar dan hasil belajar siswa tentang materi tokoh-tokoh perjuangan pada pelajaran IPS sebaiknya guru menggunakan media gambar.

3.      Kepala Sekolah

Diharapkan untuk membantu, mendukung dan memfasilitasi guru dalam proses pembelajaran agar guru dapat mengajar dengan penuh semangat sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai sesuai yang telah direncanakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abin Syamsudin. (1996). Psikologi Kependidikan . Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Al-Syahab. (2002). Quantum Teaching. Jakarta. Zikrul Hakim

Arief, S.Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali Pers.

Azhar Arsyad. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Basuki Wibawa, dkk. (1993). Media Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(Ben Anderson, 2007 dalam http:// dewa - api.blogspot.com halaman10)

Daryanto dan Muljo Rahardjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

                 Penerbit Gava Media.

Djamarah , Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Ardi Mahasatya

Eveline Siregar dan Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Hamzah B. Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Isjoni, dkk 2005. Strategi Pembelajaran. Pekanbaru. Unri Press

Kansil dan Julianto.1984 .Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia , Erlangga:

Jakarta. Hal 15.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nursid, Sumaatmadja, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Poerwadarminta,WJS. 1976 Kamus Umum Bahasa Indonesia . Balai Pustaka: Jakarta. Hal 424.

R. Angkowo Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta. Grasindo.

Sardiman. 2011. Interaksi danMotivasi Belajar Mengajar. Jakarta:  Rajawali Pers

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor –faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka

                   Cipta

Suharsimi Arikunto, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumiati, dkk (2012). Metode Pembelajaran. Bandung. CV. Wacana Prima.

Susilana Rudi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung. Wacana Prim.

Sutikno, Sobry. 2013. Belajar danPembelajaran. Lombok:Holistica.

Syaiful Bahri. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Pratiwi, Yuni. 2013 Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Media Gambar Berbentuk Puzzle Pada Siswa Kelas Iv Sd Bangunharjo Sewon Bantul. Skripsi Fakultas Universitas Negeri Yogyakarta. Dipublikasikan.

Windyaningrum, Ika. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Ips Menggunakan Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Va Sd Negeri Golo Yogyakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Dipublikasikan.

Yaba. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Progaram Studi Pendidikan Guru Sekolah.

Yamin, Martinis. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jambi: Referensi (GP Press Group)